VIRAL KALTIM, KUTIM- PPP merupakan partai penguasa di Kutim. Mampu meraih sembilan kursi. Tanpa harus berkoalisi dengan Partai lain, dirinya dapat mengusung calon sendiri. Bahkan lebih dari itu.
Ya, untuk mengusung calon, hanya membutuhkan delapan kursi. Atau memiliki 20 persen suara di parlemen. Hal ini juga tertuang dalam Undang-undang nomor 10 tahun 2016 tentang Pilkada.
Namun yang menjadi pertanyaan masyarakat Kutim, apakah PPP mengusung kader terbaiknya untuk menjadi Calon Bupati atau Calon Bupati Kutim.
Atau malah mengusung kader eksternal PPP. Tentu saja hal itu sangat ‘disayangkan’. Pasalnya, PPP yang merupakan partai penguasa namun tak mampu mencalonkan kader terbaiknya maju Pilbup 2020 mendatang.
Jikapun PPP tak mampu menimbulkan sosok berpengaruh sebagai Calon Bupati, namun ada alternatif lain yakni menyorong calon Wakil Bupati dari unsur PPP atau non partai (bukan orang partai) . Ini merupakan ‘seburuk-buruk’ pilihan lantaran hanya mampu mengusung wakil. Namun bukan memilih kedua-duanya berasal dari partai lain.
Tentu saja semua menjadi tantangan bagi PPP. Menguji keberanian untuk mandiri mengusung Calon Bupati atau Wakil Bupati dari partai sendiri. Bukan hanya sebagai pendukung atau pengusung calon dari partai lain.
Sebut saja calon bupatinya Ismunandar. Kenapa, karena Ketua PPP merupakan istri dari Ketua partai berlambang Ka’bah tersebut. Apalagi diketahui, Ismunandar yang merupakan dari partai Nasdem, membulatkan tekad maju sebagai Calon Bupati. Dirinya sudah melamar ke PPP. Lamarannya diterima dengan penuh cinta.
Dapat dianalisis, separuh jiwa dan hati PPP sudah ditaklukkan Ismunandar. PPP kemungkinan sudah jatuh cinta dengan Ismunandar. Jika hal ini terjadi, maka PPP gagal mencalonkan orang nomor satu di Kutim dari kader sendiri.
Tinggal memutuskan dari Calon Wakil Bupati. Apakah dari partai atau dari luar. Jika dari partai lain, maka semuanya lepas dari cengkraman. PPP sifatnya hanya ‘memanjakan’ kader terbaik dari partai lain.
Tentu saja hal ini harus menjadi pertimbangan matang dari PPP. Apalagi, cukup banyak kader PPP yang berpotensi. Baik dari kualitas maupun kesukuan. Kenapa kesukuan, karena hal itu masih menjadi poin terbesar dalam dunia perpolitikan.
Sebut saja Khoirul Arifin. Kepemimpinan Khoirul sudah tak diragukan lagi. Jaringannya terbilang luas. Suara yang dimilikinya nyata. Bukan siluman. Apalagi, Khoirul mewakili suku Jawa. Di mana diketahui, sumber BPS menyatakan, Jawa merupakan suku terbanyak di Kutim. Diyakini, Khoirul dapat mendorong nama Ismunandar. Namanya pun tak cacat. Apalagi, Khoirul dikenal agamis.
Khoirul merupakan wakil alternatif yang harus menjadi pertimbangan partai. Bukan hanya lantaran kualitasnya, akan tetapi masalah eksistensi partai Islam tersebut.
Pertama, masalah keberanian dan kedua taruhan pada 2024 mendatang. Jika semuanya berasal dari luar partai PPP, maka dipastikan persaingan 2024 mendatang akan sulit. Bahkan tak mustahil, nama PPP akan merosot. Digantikan oleh partai yang diusung oleh PPP. Baik dari unsur Bupati terlebih Wakil.
“Saat ini, pendamping terbaik Ismunandar ialah Khoirul. Nama Khoirul akan menaikkan elektabilitas Ismunandar dan partai,” kata Sarmida warga Sangatta. (dy)