VIRAL KALTIM, KUTIM – Calon Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim), H Mahyunadi SE MSi dan H Lulu Kinsu baru saja bersilaturahmi dengan warga. Mulai warga perkotaan hingga pelosok didatangi calon nomor urut satu tersebut. Tanpa pilih-pilih lokasinya, pasangan ini terus menebar silaturahmi.
Dalam kunjungannya tersebut, berbagai persoalan dihadapi masyarakat. Mulai dari persoalan infrastruktur hingga kesejahteraan masyarakat. Mahyunadi-Kinsu menjadi satu-satunya pasangan calon yang menjanjikan persoalan infrastruktur tuntas hanya dalam satu periode kepemimpinan.
Maklum, kendati berstatus sebagai kabupaten kaya, nyatanya jalanan di Kutim yang kondisinya rusak mencapai 980,33 kilometer. Rinciannya rusak sedang 442,95 kilometer, rusak ringan 171,49 kilometer, dan rusak berat sepanjang 365,89 kilometer.
“Komitmen Mahyunadi-Kinsu di bidang infrastruktur sangat jelas. Kami akan mewujudkan pembangunan infrastruktur yang merata dan proporsional. Program yang kami siapkan adalah penambahan ruas dan peningkatan kualitas jalan, penyelesaian pelabuhan laut Sangatta dan pembangunan bandara, serta elektrifikasi listrik dan sambungan instalasi PDAM di semua desa,” tegas Mahyunadi.
Dijelaskan Mahyunadi, pembangunan infrastruktur bisa direalisasikan lantaran anggaran Kutim dirasa mampu. Di samping itu, infrastruktur harus dibangun agar konektivitas antardaerah, antarkecamatan, dan antardesa tersambung.
“Jika infrastruktur terbangun, jalan mulus, listrik dan air terpenuhi, serta pelabuhan dan bandara terealisasi, akan menimbulkan multiplier effect bagi Kutim. Dengan sendirinya, daerah desa atau kecamatan tersebut akan maju, ekonomi tumbuh, aktivitas transportasi meningkat, serta jaringan telekomunikasi yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat bisa diatasi,” jelas Mahyunadi.
Kuncinya, lanjut Mahyunadi, adalah pembangunan infrastruktur yang merata dan proporsional. “Dalam merealisasikan program infrastruktur, Mahyunadi-Kinsu telah memetakannya. Kuncinya adalah pengelolaan anggaran. Harus bisa membedakan, mana prioritas dan mana bukan prioritas. Bukan asal bangun,” tegas ketua DPRD Kutim 2014-2019 itu.
Membangun Kutim ke depan tidaklah mudah. Di tengah meningkatnya angka kemiskinan, banyaknya infrastruktur jalan yang rusak, kualitas pendidikan yang harus ditingkatkan, fasilitas kesehatan yang belum merata, hingga kesejahteraan masyarakat harus diselesaikan. Jika salah memilih pemimpin pada 9 Desember mendatang, harapan untuk menikmati program-program tersebut di atas akan sirna.
Oleh karena itu, dibutuhkan pemimpin yang memiliki kualitas, pengalaman, dan paham dengan kondisi masyarakat. Kehadiran masyarakat dalam rangka membawa Kutim untuk perubahan sangat dibutuhkan. Syaratnya adalah, pada tanggal 9 Desember mendatang, coblos nomor satu, Mahyunadi-Kinsu. (Media Center)