VIRALKALTIM- “Sebuah budaya itu harus ada identitas yang jelas. Mulai keunikan yang mampu menarik masyarakat wisatawan dan lain sebagainya,” jelas Tejo Yuwono, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintah, Hukum dan Politik.b
Hal ini disampaikan saat Dinas Kebudayaan Kutai Timur (Disbud Kutim) menggelar kegiatan Rembuk Budaya 2022.
Rembuk budaya ini diharapkan dapat menghasilkan kesiapan Kutim untuk menunjukkan identitasnya dalam rangkaian Sail Sangkulirang kelak. Sudah dua kali rembuk budaya dihelat, akan tetapi perlu diketahui sejauh mana rekomendasi-rekomendasi itu telah terlaksana. Jadi harus ada progres bukan hanya sekadar berembug saja.
Tejo mencontohkan ada sebuah daerah yang mampu mengenalkan daerahnya melalui budaya. Yakni Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Bandung. Yogyakarta mampu mengemas keunikan budayanya. Sehingga terangkat nama DIY. Kemudian Bandung, walaupun terkenal makanannya, tetapi Bandung memiliki khas tarian daerah Bandung.
Selanjutnya yang paling fenomenal adalah daerah Bali. Apapun kegiatan upacara selalu menjadi sorotan dari semua pihak. Dua daerah itu bisa mengangkat budayanya, karena identitas budayanya unik.
“Untuk Kutim ini sudah memiliki budaya yang jelas. Contoh kecilnya adalah menyanyikan Mars Kutim, itu adalah salah satu budaya,” bebernya.
Ia berharap sesuai rembuk ini, semua budaya di Kutim yang belum terekspos dapat ditampilkan dalam even Sail Sangkulirang nantinya.
Sebelumnya, Plt Kadis Kebudayaan M Rodiansyah menyampaikan, rembuk budaya kali ini mengangkat tema “Kesiapan Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan Dalam Rangka Partisipasi Kegiatan Sail Sangkulirang 2024″. Diharapkan dalam rembuk budaya ini para budayawan dan penggiat seni dapat memberikan saran dan kritik.
“Sebagai acuan kami dalam melaksanakan program yang digadang untuk berpartisipasi dalam Sail Sangkulirang mendatang,” tutupnya. (*)